Sunday, October 30, 2005

Partai Sosialis Belanda: Menlu Bot Kudu Minta Maaf

Rakyat Merdeka, Kamis, 18 Agustus 2005

Partai Sosialis Belanda: Menlu Bot Kudu Minta Maaf

Koran Belanda NRC Handelsblad edisi tanggal 13 Agustus lalu memuat berita menarik dengan judul "Kamer erkent 60 jaar Indonesie" atau "Parlemen (Belanda) Mengakui 60 Tahun (Kemerdekaan) Indonesia". Masalah yang diangkat adalah sekitar kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda Ben Bot ke Indonesia dan kehadirannya di acara perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Mayoritas anggota parlemen Belanda menganggap, kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda Ben Bot ke Indonesia adalah sebagai pengakuan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Demikianlah hasil wawancara yang dilakukan oleh Radio Nederland Wereldomroep dengan berbagai fraksi dalam parlemen Belanda.

Menteri Luar Negeri Bot (dari partai CDA) hadir di acara perayaan 60 tahun kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2005. Hal ini berarti pertama kalinya seorang pejabat pemerintah Belanda menghadiri pesta kemerdekaan Indonesia. Kehadiran Bot di upara perayaan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Jakarta itu merupakan soal yang peka, karena kemerdekaan yang diplokamirkan oleh Sukarno dan Hatta itu tidak diakui oleh Belanda. Bagi Belanda hari kemerdekaan Indonesia itu adalah pada tanggal 27 Desember 1949, hari penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda kepada Indonesia.

Juru bicara luar negeri dari partai-partai di Belanda seperti Partai Kristen Demokrat (CDA), Partai Rakyat Untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), Partai Buruh (PvDA), Partai Sosialis (SP) dan Partai Hijau-Progresif (GroenLinks) menyatakan bahwa mereka akan menutup diskusi mengenai hari kemerdekaan Indonesia dan agar pemerintah Belanda sepenuhnya mengambil bagian dalam perayaan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus.

Kementrian Luar Negeri Belanda menghindari istilah pengakuan, tetapi berbicara mengenai "akseptasi politik". Pemerintah Belanda terutama takut membuat para veteran Hindia-Belanda (Indiëveteranen) tersinggung. Kunjungan Menlu Ben Bot ke Indonesia bukanlah merupakan vonis atas aksi-aksi polisionil. VVD dan PvDA berpendapat bahwa pengakuan tidak berarti pengkhianatan pada Indiëveteranen. Hanya Partai Sosialis Belanda (SP) yang berpendapat, di Jakarta Menteri Bot mengajukan permintaan maaf atas tindakan/aksi militer Belanda antara tahun 1945-1949. Anggota parlemen dari fraksi SP, Krista van Velzen, misalnya berpendapat bahwa dalam waktu bersamaan seyogyanya pemerintah Belanda juga harus meminta maaf kepada Indiëveteranen.

Sehubungan dengan kunjungan Menlu Belanda Bot, beberapa koran di Indonesia berspekulasi tentang permintaan maaf dan penggantian kerugian. Komite Utang Kehormatan Belanda (Batara R Hutagalung sebagai Ketua -red) sudah lama menuntut Belanda untuk minta maaf. Menurut para ahli sejarah yang peduli terhadap Indonesia mengatakan mengenai dua data itu sebetulnya tidak begitu tajam seperti yang sering ada dalam pikiran. Secara implisit Belanda sudah lama mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan bisa berbarengan dengan tahun 1949 sebagai tahun penyerahan kedaulatan yang formal. (ASA)

----

0 Comments:

Post a Comment

<< Home