Sunday, October 30, 2005

Bisnis Pemadam Kebakaran Diteken di Belanda











Foto: Pemukulan Gong disaksikan Dubes Jusuf

Rakyat Merdeka, Selasa, 20 September 2005

Bisnis Pemadam Kebakaran Diteken di Belanda

Terlepas dari berbagai "berita sedih" seputar Pasar Malam Indonesia di Belanda, yang dikabarkan sepi dari transaksi bisnis yang diharapkan (Rakyat Merdeka, 18/9), berbagai kesepakatan bisnis ternyata memang behasil dicapai. Hal ini diungkap Kepala BidangEkonomi KBRI Den Haag, Budi Perianto dan Kepala Bidang Penerangan, Siswo Pramono mengenai kegiatan Indonesian Business Forum/IBF -Forum Bisnis Indonesia) dan PasarMalam Internasional, yang digelar di Den Haag (Congres Gebouw) 31 Agustus hingga 4 September 2005 dan di Utrecht (Veemarkt Hal) 7 hingga 11 September 2005 pekan lalu itu.

Pasar Malam di Den Haag dibuka oleh Wakil Perdana Menteri/Menteri Perekonomian Belanda, Laurens Jan Brinkhorst, akhir Agustus lalu. Sedangkan Pasar Malam di Utrecht dibuka Wakil Wali Kota Utrecht pada tanggal 7 September 2005. Menurut Budi Perianto dan Siswo Pramono, tujuan IBF dan Pasar Malam ini adalah mempromosikan pariwisata, perdagangan dan investasi, di samping memberi kesempatan bagi para pengambil keputusan dan para pebisnis, baik dari Indonesia maupun Belanda untuk saling bertukar pikiran di IBF. Pertemuan IBF di Den Haag pada 31 Agustus dihadiri 52 pengusaha Belanda dan 73 pengusaha Indonesia. Sementara pada pertemuan IBF di Utrecht 7 September lalu, dihadiri 68 pengusaha Belanda dan 62 pengusaha Indonesia.

Terlepas dari berbagai kekurangan dari penyelenggaraan IBF dan Pasar Malam, menurut Budi Perianto dan Siswo Pramono, terdapat beberapa hasil awal yang perlu diketahui. Sebagai contoh, selama IBF/Pasar Malam, telah dicapai berbagai kesepakatan. Seperti kontrak
kerjasama penanaman modal antara perusahaan Belanda dengan perusahaan Indonesia untuk memproduksi peralatan pemadam kebakaran, yang kemudian akan diekspor ke pasar luar negeri, kerjasama pembuatan telepon genggam antara perusahaan Belanda dan perusahaan Indonesia di Bekasi, penandatangan kontrak kerjasama antara Pemda Maluku dan perusahaan Belanda untuk pengalengan ikan tuna di Maluku, penandatanganan kontrak di bidang usaha udang antara Pemda Maluku dan pengusaha Belanda, hingga kesepakatan kerjasama bidangindustri telpon genggam antara pengusaha Belanda dan pengusaha di Bekasi.

Dan dalam rangka memperluas jaringan, KBRI juga telah memfasilitasi kunjungan delegasi Indonesia ke berbagai institusi seperti kunjungan delegasi IBF Indonesia ke Trade Market di Utrecht. Hasil sementara, terjalin kontrak antara pembeli dari Belanda dan beberapa penjual dari Indonesia, terutama untuk handicraft (lihat Rakyat Merdeka, 18/9). Sementara transaksi langsung di Pasar Malam memang tidak besar, tetapi telah terjadi penjualan furniture, kerajinan tangan, perhiasan, dan pakaian jadi. Setidaknya, tercatat transaksi retail di Pasar Malam (khusus oleh peserta UKM dari Indonesia) sebesar 12.500 Euro dan telah terjadi beberapa penandatanganan kontrak furniture dan handicrafts denganpengusaha-pengusaha dari Belgia (Bruge, Lies, Brussel), Jerman (Dusseldorf, Koln, Meinheim), Luxemburg.Tapi perlu dicatat, sisa barang dagangan, di akhir Pasar Malam (11 September) sebesar 10 persen, sedang yang lainnya (90 persen) terjual (sebagian dengan harga normal sebagian dengan harga pokok saja), setelah dikujungi sekitar sekitar 5.500 orang di Den Haag dan Utrecht.Selain itu, Pasar Malam juga merupakan sarana promosi budaya Indonesia.

Karena itulah, acara budaya seperti tarian, nyanyian, musik, peragaan busana, makanan yang mewakili berbagai daerah di Indonesia, turut ditampilkan di Pasar Malam. Dalam kaitan ini, 10 radionasional/ regional di Belanda dan 2 TV nasional di Indonesia telah meliput dan menyiarkan acara Pasar Malam tersebut. Media Belanda yang ikut terlibat dalam media campaign ini adalah Radio Nederland-Hilversum (merangkap sebagai mitra IBF/ Pasar Malam), Radio Suara Maluku-Hilversum; Radio Utrecht (Omroep Utrecht), Radio Surya Jati-Den Haag, Radio Rukun Budi Utama-DenHaag, Radio Hindustani-Den Haag, Radio Bangsa Jawa-Amsterdam, Radio/TV Razo (RTV Pemuda Sido Santoso)-Amsterdam, Radio Tandang-Rotterdam, Radio Ansar-Rotterdam. (A.Supardi Adiwidjaya)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home