Bos BKPM: Tak Kenal, Maka Tak Sayang...
http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=62076
Rakyat Merdeka, Minggu, 18 Mei 2008, 01:06:56
Bos BKPM: Tak Kenal, Maka Tak Sayang...
Produk Indonesia Dipamerin Di Polandia
PAMERAN perdagangan, investasi dan pariwisata terbesar di Eropa Tengah dan Timur “1st Indonesia Trade, Investment and Tourism Exposition in Central and East Europe (1st IE-CEE)”, baru saja digelar pada 7 Mei lalu.
Koresponden Rakyat Merdeka A.Supardi Adiwidjaya melaporkan, event besar itu digelar KBRI Warsawa, ibukota Polandia. Didukung delapan Dubes RI di Beograd, Bratislava, Bukares, Budapes, Kiev, Moskow, Praha dan Sofia, 1st IE-CE berhasil membetot perhatian warga Polandia.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi yang mewakili Presiden SBY, membuka Expo tersebut. Menurut Lutfi, event ini bisa dijadikan ajang untuk berinteraksi dalam bentuk perdagangan dan investasi.
“Memang saya merasakan, ada benarnya juga ketika orang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Perhatian kita pada negara-negara eks Eropa Timur boleh dibilang terputus selama 30 tahun. Tapi hubungan dengan mereka itu kan pernah ada dan harus dijalin semakin erat,” ungkap Lutfi ketika bincang-bincang dengan Rakyat Merdeka di Warsawa.
Menurut Lutfi, dengan hubungan yang saat ini terjalin, kita tidak hanya bisa saling tukar di bidang budaya dan membawa turis Polandia ke Indonesia. Tetapi juga berinteraksi dalam bentuk perdagangan dan investasi.
“Jadi inilah misi-misi yang sangat penting dari event yang sekarang ini kita lakukan,” ucapnya.
Expo dengan tema “Bridging the Distance” itu sungguh mengena. “Supaya jarak yang dengan jam penerbangan Jakarta-Warsawa selama 15 jam ini jadi bisa lebih dekat dan kita bisa lebih akrab lagi,” ujar Lutfi.
Sementara itu, Dubes Indonesia di Polandia Hazairin Pohan yang juga Ketua Penyelenggara Expo Indonesia di Warsawa, mengatakan, kehadiran Wakil Perdana Menteri (PM) Polandia Waldemar Pawlak di acara pembukaan Expo, menunjukkan bahwa pihak Polandia sangat serius mengimplementasikan hubungan politik yang sangat baik ke dalam langkah-langkah peningkatan di bidang ekonomi.
“Beliau adalah Wakil Perdana Menteri yang ditugaskan untuk menangani seluruh masalah ekonomi Polandia, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan beliau sangat bersimpati sekali dengan Indonesia,” ujar Hazirin dalam wawancara khusus dengan Rakyat Merdeka.
Sebagai salah satu negara Uni Eropa (UE), lanjut Hazirin, pemerintah Polandia berusaha agar barang-barang pameran tidak mendapat hambatan untuk masuk ke wilayah Uni Eropa. Dukungan pemerintah Polandia lainnya adalah memberikan kemudahan dokumen perjalanan berupa visa, karena Polandia sudah masuk ke dalam Schengen country.
“Prosedur untuk memperoleh visa Schengen saat ini tidaklah mudah. Namun, Polandia telah menunjukkan secara nyata dukungan mereka kepada kita demi peningkatan hubungan ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.
Diakui Hazirin, jarak Indonesia-Polandia memang menjadi alasan klasik mandeknya hubungan dagang kedua negara. “Namun di era globalisasi, malu jika kita berargumentasi kurangnya ekspor ke Eropa Timur hanya karena jarak yang jauh. Tetapi, mengapa China, Thailand, Malaysia dan lain-lain yang juga berjarak jauh kok angka perdagangannya meningkat terus?” kata Hazirin.
Untuk itulah, tambah Dubes Hazirin, muncul tema “Bridging the Distance”. Artinya, ada jarak waktu dan tempat, tapi kita persingkat. “Kami menyikapi jarak itu dalam artian mental, tidak fisik. Artinya, kita bisa saja bertetangga, tetapi jika hati kita jauh malah kita akan lebih dekat dengan teman di luar kota.
Ditanya apa yang diharapkan dari Expo Indonesia ini, Hazirin menyatakan, dengan tema “Bridging the Distance” bertujuan untuk mendekatkan produk Indonesia dari pasar Eropa, yang merupakan pasar yang paling penting bagi Indonesia. rm
0 Comments:
Post a Comment
<< Home