Monday, July 21, 2008

Bos BKPM: Tak Kenal, Maka Tak Sayang...

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=62076
Rakyat Merdeka, Minggu, 18 Mei 2008, 01:06:56

Bos BKPM: Tak Kenal, Maka Tak Sayang...

Produk Indonesia Dipamerin Di Polandia

PAMERAN perdagangan, in­ves­tasi dan pariwisata terbesar di Ero­pa Tengah dan Timur “1st In­do­nesia Trade, Investment and Tourism Exposition in Central and East Europe (1st IE-CEE)”, baru saja digelar pada 7 Mei lalu.

Koresponden Rakyat Merdeka A.Supardi Adiwidjaya mela­por­kan, event besar itu digelar KBRI Warsawa, ibukota Polandia. Didu­kung delapan Dubes RI di Beo­grad, Bratislava, Bukares, Bu­da­pes, Kiev, Moskow, Praha dan Sofia, 1st IE-CE berhasil mem­be­tot perhatian warga Polandia.

Ketua Badan Koordinasi Pena­naman Modal (BKPM) Mu­ham­mad Lutfi yang mewakili Presiden SBY, membuka Expo tersebut. Me­nurut Lutfi, event ini bisa dija­dikan ajang untuk berinteraksi dalam bentuk perdagangan dan investasi.

“Memang saya merasakan, ada benarnya juga ketika orang me­nga­takan tak kenal maka tak sayang. Perhatian kita pada ne­gara-negara eks Eropa Timur bo­leh dibilang terputus selama 30 ta­hun. Tapi hubungan dengan me­reka itu kan pernah ada dan harus dijalin semakin erat,” ungkap Lutfi ketika bincang-bincang de­ngan Rakyat Merdeka di Warsawa.

Menurut Lutfi, dengan hu­bu­ngan yang saat ini terjalin, kita ti­dak hanya bisa saling tukar di bi­dang budaya dan membawa turis Polandia ke Indonesia. Tetapi juga berinteraksi dalam bentuk per­dagangan dan investasi.

“Jadi inilah misi-misi yang sangat penting dari event yang sekarang ini kita lakukan,” ucapnya.

Expo dengan tema “Bridging the Distance” itu sungguh me­nge­na. “Supaya jarak yang dengan jam penerbangan Jakarta-War­sa­wa selama 15 jam ini jadi bisa le­bih dekat dan kita bisa lebih akrab lagi,” ujar Lutfi.

Sementara itu, Dubes Indonesia di Polandia Hazairin Pohan yang juga Ketua Penyelenggara Expo Indonesia di Warsawa, menga­takan, kehadiran Wakil Perdana Me­nteri (PM) Polandia Waldemar Pawlak di acara pembukaan Expo, me­nun­jukkan bahwa pihak Polan­dia sa­ngat serius meng­im­ple­men­tasikan hubungan politik yang sa­ngat baik ke dalam langkah-lang­kah pe­ning­katan di bidang eko­nomi.

“Beliau adalah Wakil Perdana Men­teri yang ditugaskan untuk me­nangani seluruh masalah ekonomi Polandia, baik dalam negeri mau­pun luar negeri. Dan beliau sangat bersimpati sekali dengan Indonesia,” ujar Hazirin dalam wa­wancara khusus dengan Rakyat Merdeka.

Sebagai salah satu negara Uni Eropa (UE), lanjut Hazirin, peme­rintah Polandia berusaha agar ba­rang-barang pameran tidak men­dapat hambatan untuk masuk ke wilayah Uni Eropa. Dukungan pemerintah Polandia lainnya adalah memberikan kemudahan dokumen perjalanan berupa visa, karena Polandia sudah masuk ke dalam Schengen country.

“Prosedur untuk memperoleh visa Schengen saat ini tidaklah mudah. Namun, Polandia telah menunjukkan secara nyata du­kungan mereka kepada kita demi peningkatan hubungan ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

Diakui Hazirin, jarak Indo­nesia-Polandia memang menjadi alasan klasik mandeknya hu­bu­ngan dagang kedua negara. “Na­mun di era globalisasi, malu jika kita berargumentasi kurangnya ekspor ke Eropa Timur hanya ka­rena jarak yang jauh. Tetapi, me­ngapa China, Thailand, Malay­sia dan lain-lain yang juga berja­rak jauh kok angka perda­gangan­nya me­ningkat terus?” kata Hazirin.

Untuk itulah, tambah Dubes Hazirin, muncul tema “Bridging the Distance”. Artinya, ada jarak waktu dan tempat, tapi kita per­singkat. “Kami menyikapi jarak itu dalam artian mental, tidak fisik. Artinya, kita bisa saja ber­tetangga, tetapi jika hati kita jauh malah kita akan lebih dekat de­ngan teman di luar kota. ­

Ditanya apa yang diharapkan dari Expo Indonesia ini, Hazirin menyatakan, dengan tema “Brid­ging the Distance” bertujuan un­tuk mendekatkan produk In­do­nesia dari pasar Eropa, yang me­rupakan pasar yang paling penting bagi Indonesia. rm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home