Pernak-Pernik Tujuh Belasan Di Negeri "Kincir Angin" (2/Habis)

Rakyat Merdeka, Rabu, 20 Agustus 2008, 06:21:20
Dubes Habibie Terhibur Dorce
Pernak-Pernik Tujuh Belasan Di Negeri Kincir Angin (2/Habis)
Gegap gempita meriahnya perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63, terasa hingga di Belanda. Bahkan untuk memeriahkan acara tujuh belasan di Negeri Kincir Angin, sejumlah artis dari tanah air pun diboyong oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Dari Dorce hingga Andre Hehanusa, ikut memeriahkan acara tujuh belasan di Belanda. Berikut ini laporan koresponden Rakyat Merdeka di Belanda A. Supardi Adiwidjaya yang akan disajikan secara bersambung.
SEPERTI tahun lalu, peringatan dan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63 oleh KBRI Den Haag, Belanda, digelar di dua tempat. Selain upacara bendera di halaman Wisma Duta, perayaan tujuh belasan juga digelar di lapangan Sekolah Indonesia Nederlands (SIN) yang luas.
SIN terletak berseberangan dengan Wisma Duta. Untuk sampai ke SIN, yang jaraknya tidak lebih dari 300 meter dari Wisma Duta, cukup degan berjalan kaki.
Cuaca yang pada hari Minggu pagi kelihatan mendung, tetapi menjelang siang berubah cerah. Keadaan ini membuat jumlah pengunjung yang menyempatkan diri ikut merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-63 menjadi berjibun.
Menurut Wakil Dubes RI untuk Belanda Djauhari Oratmangun, tahun 2007 lalu jumlah pengunjung Pesta Rakyat, demikian pesta tujuh belasan di Belanda biasa disebut, diperkirakan sekitar 6.000 orang. Nah, karena udara yang cerah pada hari Minggu (17/8) dan tampilnya sejumlah artis kondang dari Indonesia, jumlah pengunjung Festival Budaya kali ini dihadiri sekitar 7.000 orang.
“Acara ini kita sebut Festival Budaya, karena dalam pesta perayaan tujuh belasan ini, kita memperkenalkan juga wisata Indonesia kepada masyarakat Belanda. Artinya, kita juga mempromosikan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia. Dan inilah yang ingin kita capai,” ujar Koordinator Fungsi Pendidikan, Sosial, Budaya dan Pariwisata (Pensosbudpar) KBRI Den Haag Firdaus Dahlan kepada Rakyat Merdeka.
Budaya ini, lanjut Firdaus, menjadi suatu instrumen soft power buat kita untuk lebih mendekatkan lagi hubungan bilateral Indonesia dengan Belanda.
“Terlebih, antara Indonesia dan Belanda mempunyai sejarah yang panjang. Kita juga memiliki hubungan emosional antara dua masyarakatnya yang sangat dekat. Ini tidak boleh terputus dan harus kita ditingkatkan,” ucap Firdaus.
Mengenai kehadiran para artis dari Tanah Air dalam perayaan tujuh belasan kali ini, Firdaus menyatakan, tujuan mendatangkan mereka adalah untuk mempromosikan artis-artis Indonesia di luar negeri.
“Ini penting untuk mendorong para artis kita go international. Saya rasa, Belanda adalah pasar yang menarik, karena jumlah masyarakat Indonesia yang tinggal di sini juga besar,” ujar Firdaus.
Dihibur Dorce Cs
Masyarakat Indonesia yang tinggal di Belanda memang beruntung. Sebab, KBRI Den Haag mendatangkan sejumlah artis top dari Indonesia untuk meramaikan Festival Budaya.
Artis-artis Indonesia yang tampil di panggung Festival Budaya untuk memeriahkan HUT RI ke-63 adalah penyanyi dan musisi berbakat Andre Hehanusa. Penyanyi yang punya nama lengkap Andre Ronald Benito Hehanusa itu, sangat populer dengan lagunya antara lain “Kuta Bali” dan “Bidadari”.
Tak ketinggalan Dorce Gamalama, penyanyi, presenter dan komedian kondang, juga ikut menghibur warga Indonesia di Belanda.
Lalu ada Mozza Fani Meilani, penyanyi pop jebolan Asia Bagus yang sudah merilis album berjudul “Imajinasi” dengan single andalan “Kau yang pertama”. Serta Rhere Kribo, artis multi talenta kelahiran Semarang, Jawa Tengah. Lalu Ira Annisa, penyanyi dangdut yang tahun 2002 mengeluarkan lagu berjudul “Mampir Dong” dan “Joget Koplo”.
Khusus tentang Dorce, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Jusuf Effendi Habibie punya komentar khusus. “Ada dua hal yang ingin saya kemukakan tentang Dorce, yang sering disebut bunda. Sebutan bunda buat Dorce itu karena beliau itu punya anak-anak asuh yang jumlahnya banyak sekali. Saat ini ada sekitar 1.600 anak-anak yang dibesarkan dan dibiayai sekolahnya oleh Dorce”.
Menurut Dubes Habibie, Dorce datang ke Belanda dengan menanggung biayanya sendiri. “Dorce orangnya sangat sederhana. Dia adalah teman baik saya,” kata Dubes Habibie. asa
Dubes Habibie Terhibur Dorce
Pernak-Pernik Tujuh Belasan Di Negeri Kincir Angin (2/Habis)
Gegap gempita meriahnya perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63, terasa hingga di Belanda. Bahkan untuk memeriahkan acara tujuh belasan di Negeri Kincir Angin, sejumlah artis dari tanah air pun diboyong oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag, Dari Dorce hingga Andre Hehanusa, ikut memeriahkan acara tujuh belasan di Belanda. Berikut ini laporan koresponden Rakyat Merdeka di Belanda A. Supardi Adiwidjaya yang akan disajikan secara bersambung.
SEPERTI tahun lalu, peringatan dan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-63 oleh KBRI Den Haag, Belanda, digelar di dua tempat. Selain upacara bendera di halaman Wisma Duta, perayaan tujuh belasan juga digelar di lapangan Sekolah Indonesia Nederlands (SIN) yang luas.
SIN terletak berseberangan dengan Wisma Duta. Untuk sampai ke SIN, yang jaraknya tidak lebih dari 300 meter dari Wisma Duta, cukup degan berjalan kaki.
Cuaca yang pada hari Minggu pagi kelihatan mendung, tetapi menjelang siang berubah cerah. Keadaan ini membuat jumlah pengunjung yang menyempatkan diri ikut merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-63 menjadi berjibun.
Menurut Wakil Dubes RI untuk Belanda Djauhari Oratmangun, tahun 2007 lalu jumlah pengunjung Pesta Rakyat, demikian pesta tujuh belasan di Belanda biasa disebut, diperkirakan sekitar 6.000 orang. Nah, karena udara yang cerah pada hari Minggu (17/8) dan tampilnya sejumlah artis kondang dari Indonesia, jumlah pengunjung Festival Budaya kali ini dihadiri sekitar 7.000 orang.
“Acara ini kita sebut Festival Budaya, karena dalam pesta perayaan tujuh belasan ini, kita memperkenalkan juga wisata Indonesia kepada masyarakat Belanda. Artinya, kita juga mempromosikan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia. Dan inilah yang ingin kita capai,” ujar Koordinator Fungsi Pendidikan, Sosial, Budaya dan Pariwisata (Pensosbudpar) KBRI Den Haag Firdaus Dahlan kepada Rakyat Merdeka.
Budaya ini, lanjut Firdaus, menjadi suatu instrumen soft power buat kita untuk lebih mendekatkan lagi hubungan bilateral Indonesia dengan Belanda.
“Terlebih, antara Indonesia dan Belanda mempunyai sejarah yang panjang. Kita juga memiliki hubungan emosional antara dua masyarakatnya yang sangat dekat. Ini tidak boleh terputus dan harus kita ditingkatkan,” ucap Firdaus.
Mengenai kehadiran para artis dari Tanah Air dalam perayaan tujuh belasan kali ini, Firdaus menyatakan, tujuan mendatangkan mereka adalah untuk mempromosikan artis-artis Indonesia di luar negeri.
“Ini penting untuk mendorong para artis kita go international. Saya rasa, Belanda adalah pasar yang menarik, karena jumlah masyarakat Indonesia yang tinggal di sini juga besar,” ujar Firdaus.
Dihibur Dorce Cs
Masyarakat Indonesia yang tinggal di Belanda memang beruntung. Sebab, KBRI Den Haag mendatangkan sejumlah artis top dari Indonesia untuk meramaikan Festival Budaya.
Artis-artis Indonesia yang tampil di panggung Festival Budaya untuk memeriahkan HUT RI ke-63 adalah penyanyi dan musisi berbakat Andre Hehanusa. Penyanyi yang punya nama lengkap Andre Ronald Benito Hehanusa itu, sangat populer dengan lagunya antara lain “Kuta Bali” dan “Bidadari”.
Tak ketinggalan Dorce Gamalama, penyanyi, presenter dan komedian kondang, juga ikut menghibur warga Indonesia di Belanda.
Lalu ada Mozza Fani Meilani, penyanyi pop jebolan Asia Bagus yang sudah merilis album berjudul “Imajinasi” dengan single andalan “Kau yang pertama”. Serta Rhere Kribo, artis multi talenta kelahiran Semarang, Jawa Tengah. Lalu Ira Annisa, penyanyi dangdut yang tahun 2002 mengeluarkan lagu berjudul “Mampir Dong” dan “Joget Koplo”.
Khusus tentang Dorce, Dubes RI untuk Kerajaan Belanda Jusuf Effendi Habibie punya komentar khusus. “Ada dua hal yang ingin saya kemukakan tentang Dorce, yang sering disebut bunda. Sebutan bunda buat Dorce itu karena beliau itu punya anak-anak asuh yang jumlahnya banyak sekali. Saat ini ada sekitar 1.600 anak-anak yang dibesarkan dan dibiayai sekolahnya oleh Dorce”.
Menurut Dubes Habibie, Dorce datang ke Belanda dengan menanggung biayanya sendiri. “Dorce orangnya sangat sederhana. Dia adalah teman baik saya,” kata Dubes Habibie. asa
0 Comments:
Post a Comment
<< Home