Sunday, September 07, 2008

Cacing Pun Harus Aman Hidup di Papua


LAPORAN DARI DEN HAAG
Cacing Pun Harus Aman Hidup di Papua
Minggu, 07 September 2008, 11:19:33 WIB

Laporan: A.Supardi Adiwidjaya

Den Haag, myRMnews. Bupati Asmat Yuven Biakai bersama rombongan tampil di KBRI Den Haag, Sabtu (30/8). Dalam sambutannya, Yuven Biakai mengungkapkan maksud kunjungan rombongannya ke Belanda ini mempromosikan seni budaya Asmat, terutama seni pahatnya; melakukan berbagai kegiatan dalam usaha menarik investasi dan turis ke Asmat dari negeri “Kincir Angin” ini.

Yuven menyatakan, Kabupaten Asmat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat Asmat seperti juga masyarakat suku-suku lainnya itu sangat menghormati perbedaan dan pluralitas.

Yuven menekankan perlunya menjalin hubungan baik dan harmoni di dalam masyarakat (hubungan antar manusia) tanpa memandang perbedaan agama, golongan dan lain-lain. Dan jangan lupa, kata Yuven, bangsa Indonesia itu bukan hanya orang-orang Melayu saja, tetapi juga orang Papua, orang Maluku, ada orang keturunan Tionghoa, ada orang keturunan Arab, juga keturunan India.

“Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ribuan suku, ribuan bahasa, ribuan pikiran, ribuan pendapat, yang semua ini harus kita jaga keseimbangannya. Juga kita harus menjaga kesimbangan manusia dengan alam,” ujar Yuven Biakai.

Yuven Biakai menunjuk pada perlunya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah bagian selatan Papua, khususnya Kabupaten Asmat. Menurutnya, medan pembangunan di wilayah yang penuh rawa-rawa ini sungguh berat. Diperlukan program yang tepat untuk membangun jalan raya, lapangan terbang internasional.

Juga perlu dibangun pelabuhan yang bisa menampung konteiner-konteiner untuk diteruskan ke berbagai kabupaten lainnya. Pelabuhan ini berfungsi seperti yang kita lihat di Rotterdam, yang menjadi pintu gerbang masuknya barang-barang ke Belgia, Perancis, Jerman, Austria, Polandia.

Untuk tujuan pembangunan tersebut, Yuven Biakai menegaskan pentingnya menjadikan Papua sebagai zona yang stabil, aman dan damai. Bukan saja bagi manusia dari berbagai suku bangsa di Papua, tetapi juga termasuk cacingpun harus merasa aman hidup di Papua.

Menurut Yuven, bidang pendidikan harus terus dibangun dan diperbaiki. Orang-orang Papua harus bisa menjadi bupati, gubernur, menjadi menteri, juga sampai menjadi wakil presiden Indonesia.

Sebagai puncak acara, pertunjukan seni budaya Asmat di KBRI Den Haag itu, dipersembahkan sebuah tarian tradisional masyarakat Asmat. Dandanan para penari terlihat kayak prajurit yang siap berperang berhadapan dengan musuh untuk melindungi keselematan suku Asmat.

Adegan tari tradisional yang dipentaskan di aula KBRI Den Haag itu mengisahkan bagaimana orang-orang Asmat membangun rumah adat yang disebut Jew. Tari Jew yang dipertunjukan ini terdiri dari tiga adegan. Dalam adegan pertama memperlihatkan proses pekerjaan bagaimana orang membangun rumah adat tersebut.

Kedua, adegan yang menunjukkan proses syukuran setelah rumah adat itu selesai dibangun. Dan yang terakhir, adegan yang menunjukan uji coba kelayakan rumah adat yang dibangun itu.

Uniknya, Yuven Biakai dalam tarian tradisional Jew yang dipentaskan bagi penonton di aula KBRI Den Haag itu, kadangkala berteriak seakan memberi komando kepada para penari Asmat, yang sedang manggung itu. Sang Bupati juga adalah Kepala Adat Asmat.
(Tamat). [yat]

http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=63968

0 Comments:

Post a Comment

<< Home