Wednesday, September 10, 2008

KRI Frans Kaisiepo untuk Cegah Illegal Fishing



Keterangan foto:
Koordinator Fungsi Politik KBRI
Den Haag Dr Siswo Pramono (kiri)
dan Dubes RI untuk Kerajaan
Belanda - Junus Effendi Habibie
*
KRI Frans Kaisiepo untuk Cegah Illegal Fishing
Senin, 08 September 2008, 18:39:32 WIB

Laporan: A.Supardi Adiwidjaya

Den Haag, myRMnews. Usai menyaksikan upacara adat Suku Asmat di Vlissingen (Rabu, 03/9), sebagai wujud merestui perjalanan KRI Frans Kaisiepo, koresponden Rakyat Merdeka dan myRMnews A.Supardi Adiwidjaya sempat bincang-bincang dengan Koordinator Fungsi Politik KBRI Den Haag Dr Siswo Pramono, LLM.

Tema perbincangannya seputar kunjungan delegasi Asmat ke KRI Frans Kaisiepo dan mengenai kegunaan praktis kapal korvet jenis Sigma tersebut. Berikut ini uraiannya.

Kenapa kunjungan delegasi Asmat ke KRI Frans Kaisiepo itu penting?
Hal ini terutama sekali memberikan kebanggaan kepada masyarakat Papua, bahwa nama putra Papua diabadikan dalam kapal perang Indonesia yang tercanggih. Korvet yang canggih ini nanti akan ditugaskan tentunya menjaga kawasan perairan Indonesia, khususnya dari ancaman illegal logging dan illegal fishing.

Seperti diketahui, bahwa tahun 2005 telah diadakan berbagai operasi yang namanya “operasi hutan lestari pertama” dan”operasi hutan lestari kedua”.

Seberapa parah illegal logging dan illegal fishing di Papua?
Dalam berbagai operasi itu dilibatkan satuan-satuan AL karena banyak pembalakan liar, penebangan pohon-pohon dalam bentuk logging, yang dilarikan ke luar negeri melalui jalur laut.

Dan Papua merupakan salah satu kawasan Indonesia yang cukup menderita dengan adanya illegal logging ini. Oleh karena itu, sangat relevan kalau masyarakat Papua juga merasa ikut memiliki kapal perang KRI Frans Kaisiepo yang akan digunakan untuk berpatroli di kawasan Nusantara.

Kapal patroli ini merupakan kapal cepat yang sangat canggih, antara lain, untuk pemberantasan illegal logging.

Untuk illegal fishing, sebagaimana diketahui dalam paparan Bupati Asmat kemarin yang tentunya mencerminkan pula masyaralat pantai di seluruh kawasan Papua, yang hidupnya dari laut, bahwa dengan adanya regional otonomi atau otonomi khusus itu sumber-sumber kekayaan alam (national resourche) yang hayati itu menjadi salah satu tumpuan dari pendapatan daerah.

Sejauh mana dampak dari illegal fishing bagi Papua?
Karena kalau dilihat dari UU khusus sebagai besar penghasilan dari sumber-sumber alam hayati laut akan menjadi penghasilan daerah. Kalau illegal fishing tidak diatasi, maka yang rugi daerah.

Karena itu, maka kapal patroli cepat sangat diperlukan untuk mencegah masuknya kapal-kapal ikan yang masuk dari negara lain, yang melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia, khususnya di kawasan Papua. Itu yang mendasari pentingnya kenapa delegasi Asmat yang kali ini kebetulan datang ke Belanda dibawa berkunjung ke KRI Frans Kaisiepo.

Selain mempertontonkan seni dan budaya, apalagi kegiatan delegasi Asmat di Belanda?
Program terakhir pada selanjutnya adalah pertemuan dengan PUM (lembaga pemberi bantuan dari Belanda) dengan delegasi Asmat dan juga resepsi diplomatik di Wisma Duta.

Resepsi diplomatik ini juga sangat penting, karena karena tahun ini bagi Indonesia tahun untuk mempromosikan Papua, baik dari segi turisme, pariwisata, maupun perdagangan. Itu dimulai dari sejak kunjungan Gubernur Papua Barnabas Suaebu pada bulan Desember tahun 2007 lalu.

Sekaitan ini, KBRI Den Haag menyelenggarakan acara Dialogue for development Papua yang melibatkan puluhan LSM dan badan-badan di Belanda yang berkomitmen untuk membantu pembangunan di Papua. Setelah dari itu terus bergulir berbagai program KBRI yang khusus di-design untuk membantu percepatan pembangunan di kawasan Papua.

Kunjungan Asmat juga merupakan salah satu bagian di mana KBRI Den Haag berpatisipasi dalam membantu mempercepat proses pembangunan di kawasan Papua. Selama ini proyek-proyek yang berlangsung di Papua atas fasilitasi KBRI Den Haag, misalnya kerjasama penanganan pendidikan di kawasan Sorong dengan college yang ada di Dordrecht.

Kemudian, KBRI juga memfasilitasi masuknya air minum dan air bersih di berbagai kabupaten di Papua. Dan juga KBRI memfasilitasi, misalnya, kerjasama di bidang pertanian seperti pengembangan penelitian (research) di bidang perkebunan pisang antara kota Sorong dengan Wegeningen University.

Tidak hanya di kawasan barat Papua, tetapi juga kita buktikan di kawasan timur dan selatan Papua, seperti Asmat, KBRI juga berperan aktif dalam mempercepat proses pembangunan dengan memfasilitasi kunjungan delegasi Asmat ini. [yat]

http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=64042

0 Comments:

Post a Comment

<< Home